PRABUMULIH. Lembayungnews|. Dimulainya program vaksinasi Covid-19 gelombang pertama ditandai dengan penyuntikkan vaksin kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Beberapa pejabat dan tokoh publik juga turut menerima vaksin di hari yang sama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa vaksin yang diberikan aman dan halal.
Hari ini ada 20 anggota pewarta yang tergabung dalam organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kota prabumulih yang sudah mendaftarkan diri beberapa waktu lalu. Wartawan yang akan melakukan Vaksin, di jadwalkan di Puskesmas Delinom Karang Raja. Rabu 04/03/2021.
Bukan cuma wartawan yang tergabung di PWI yang di jadwalkan melakukan Vaksin, namun semua profesi Jurnalis se-kota prabumulih.
Ada banyak pendapat yang beredar di kalangan masyarakat, mengenai efek samping setelah dilakukan vaksin ini, dari efek yang paling ringan, sedang, dan efek yang relatif lebih berat.
Sementara itu efek samping yang lebih sistemik yang dirasakan para relawan adalah nyeri otot, badan pegal-pegal dan demam. Efek samping terberatnya adalah diare, ruam kulit, dan sakit kepala, namun ini hanya dialami oleh 0,1%- 1% dari relawan. Efek samping yang muncul juga tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya
Ada 6 hal yang patut kita ketahui agar tidak membuat paradigma yang liar tentang Vaksin Sinovac ini
Dirangkum dari New York Times, berikut 6 cara kerja vaksin Sinovac:
1. Terbuat dari virus corona
Untuk membuat CoronaVac, para peneliti Sinovac memulainya dengan mengambil sampel virus corona dari pasien di China, Inggris, Italia, Spanyol, dan Swiss. Satu sampel dari China akhirnya menjadi dasar pembuatan vaksin.
CoronaVac bekerja dengan membuat antibodi untuk melawan virus corona SARS-CoV-2. Antibodi menempel pada protein virus.
2. Menonaktifkan virus corona
Para peneliti menumbuhkan stok besar virus corona di sel ginjal monyet. Kemudian mereka menonaktifkan virus dengan bahan kimia yang disebut beta-propiolakton.
Virus corona yang tidak aktif tidak bisa lagi bereplikasi. Tetapi protein mereka tetap utuh.
Para peneliti kemudian menarik virus yang tidak aktif dan mencampurkannya dengan sejumlah kecil senyawa berbasis aluminium yang disebut adjuvan. Adjuvan merangsang sistem kekebalan untuk meningkatkan responsnya terhadap vaksin.
3. Mendorong respons kekebalan tubuh
Karena virus corona di vaksin Sinovac sudah mati, mereka bisa disuntikkan ke tubuh manusia tanpa menyebabkan Covid-19. Begitu masuk ke dalam tubuh, beberapa virus yang tidak aktif ditelan oleh sejenis sel kekebalan yang disebut sel pembawa antigen.
Sel yang membawa antigen merobek virus corona dan memunculkan beberapa fragmen di permukaannya. Lalu, sel T dalam tubuh mendeteksi fragmen tersebut.
Jika fragmen cocok dengan salah satu protein sel, sel T menjadi aktif dan dapat membantu merekrut sel kekebalan lain untuk merespons vaksin.
4. Membuat antibodi
Jenis sel kekebalan lain, yakni sel B juga dapat menghadapi virus corona yang tidak aktif. Sel B memiliki protein dalam berbagai bentuk, dan beberapa mungkin memiliki bentuk yang tepat untuk menempel pada virus corona.
Ketika sel B terkunci, ia dapat menarik sebagian atau seluruh virus dan menampilkan fragmen virus corona di permukaannya. Sel T membantu mencocokkan fragmen dengan sel B. Jika cocok, sel B juga diaktifkan, berkembang biak, dan mengeluarkan antibodi untuk melawan virus corona.
5. Menghentikan virus
Setelah divaksinasi dengan vaksin Sinovac, sistem kekebalan tubuh dapat merespons infeksi virus corona hidup. Sel B menghasilkan antibodi yang menempel pada virus corona dan mencegah virus memasuki sel. Jenis antibodi lain dapat memblokir virus dengan cara lain.
6. Mengingat virus
Setelah divaksinasi, sistem kekebalan tubuh memiliki sel khusus yang disebut sel B yang mungkin menyimpan informasi tentang virus corona selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade. (Raif)