PRABUMULIH.-Lembayungnews| Anda tahu organisasi besar kota ini? Kota yang saat ini tengah maju pesat dalam segala lini. Baik di bidang ekonomi, pendidikan, pembangunan, peternakan pertanian dan lain sebagainya.
Anda tahu organisasi yang acap kali jadi bahan berita para wartawan, baik media siber atau juga koran bahkan televisi di kota ini?
PEMUDA PANCASILA, inilah organisasi yang akhir-akhir ini sering membuat kehebohan. Kehebohan yang sering mendapat nilai negatif dari beberapa golongan masyarakat, namun tak sedikit yang memandangnya positif.
Masih ingat berita viral seorang bayi ditahan di sebuah rumah sakit swasta kota ini?. Hal tersebut terjadi karena orang tuanya belum mampu melunasi tagihan 17 juta rupiah yang masih tersisa, sehingga harus terpisah dengan anaknya selama 3 bulan.
Atau tentang para PHL yang hampir kehilangan mata pencahariannya? Yang saat itu dilaksanakan ujian kompetensi bagi para pekerja harian lepas ini. Walhasil ternyata banyak yang tidak lolos ujian itu adalah para PHL yang sudah bekerja puluhan tahun. Keputusannya..mereka harus rela kehilangan pekerjaan yang selama ini menjadi mata pencahariannya.
Dan yang baru-baru ini tak kalah hebohnya, bagaimana organisasi ini melakukan demo besar-besaran terhadap PT. GH EMMI Tanjung Raja, yang menurut catatan kami kurang lebih 500an orang anggota PP ikut dalam aksi tersebut.
Lalu di awal tahun 2021 kita melihat pergerakan mereka dengan turun ke jalan membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah di Beberapa wilayah di indonesia. Salah satunya Sulawesi Barat.
Video ucapan terimakasih dari MPC PP Sulawesi Barat mewakili masyarakat yang saat ini tinggal di tenda pengungsian membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan telah disampaikan kepada yang berhak. Tentu saja bukan cuma mereka (MPC PP) yang merasa lega, namun masyarakat yang ikut menyumbang pun akan merasa puas dengan apa yang telah dititipkan pada organisasi ini.
Aksi pengumpulan dana dengan cara turun ke jalan itu membuat decak kagum dari berbagai tokoh masyarakat, MPC PP, KOMANDO INTI MAHTIDANA, SRIKANDI, SAPMA, semua bergerak mengumpulkan sumbangan dari masyarakat, baik dari Prabumulih juga wilayah terdekat kota ini.
Tak hanya itu, sayap Organisasi Komando Inti Mahatidana (KOTI) beberapa kali melakuakan bakti sosial membantu warga yang mengalami musibah kebakaran.
Keluarga besar MPC PP juga pernah melakukan donor darah, sosialisasi tentang virus Covid-19, membuat turnamen futsal yang di inisiasi oleh anak-anak SAPMA, dan banyak lagi kegiatan yang menyentuh langsung ke masyarakat Kota tercinta ini.
Dari rangkaian peristiwa yang hanya sebagian saya catat dalam tulisan ini, mereka selalu ada di dalamnya. Mereka selalu ikut berperan serta sebagai bagian dari pihak orang-orang yang lemah.
Organisasi yang telah banyak membuat anak-anak muda jatuh hati, organisasi yang tidak memilih dari strata mana anggotanya, agama apa, suku apa, latar belakang pendidikannya dimana, dan status sosialnya bagaimana.
Ya..organisasi yang kata ketua Majelis Pimpinan Cabang Kota Prabumulih, yakni organisasi ‘yatim piatu’ yang tak punya ayah atau ibu, yang tidak berafiliasi pada instansi manapun.
Tidak seperti FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia) yang salah satu syarat jika ingin menjadi anggotanya adalah harus anak seorang purnawirawan ABRI. 12 September 1978 ditetapkan sebagai hari lahirnya FKPPI.
Saya tergelitik ingin mencari tahu lebih jauh tentang sejarah salah satu organisasi besar negeri ini. Organisasi yang dipimpin oleh KPH (Kanjeng Pangeran Haryo) Japto Soelistyo Soerjosoemarno, S.H.
Japto (panggilan populernya) lahir di Solo, Jawa Tengah, 16 Desember 1949, adalah salah satu dari banyak tokoh pemuda di Indonesia. Ia lahir dari pasangan Mayor Jenderal (Purn.) Ir. KPH (Kanjeng Pangeran Haryo) Soetarjo Soerjosoemarno, dan Dolly Zegerius.
Sang ayah adalah keturunan ningrat dari Mangkunegaran, yaitu cucu dari Mangkunegoro V, yang menamatkan pendidikan topografi dan geodesi-nya di Technische Delft Universiteit, Nederland.
Sementara sang ibu adalah orang belanda keturunan Yahudi, yang pernah menjadi atlet bridge. Japto Soerjosoemarno juga adalah adik kandung K.R.Ay (Kanjeng Raden Ayu) Marini Soerjosoemarno, seorang Aktris senior indonesia.
Saya bukanlah anggota utama dalam organisasi ini, bahkan nama saya tidak tercantum didalamnya, saya mungkin bisa dibilang pelengkap barisan yang tidak bernama. Namun saya sangat mengenal orang-orang yang berada di dalam organisasi ini. Saya sangat memahami visi, misi dan pemikiran para tokoh yang aktif didalamnya.
Mereka adalah orang-orang yang jauh dari kesan brutal, mereka kumpulan anak muda intelektual, cerdas, supel, namun tegas. Mereka adalah kumpulan anak muda yang santun serta punya jiwa sosial yang tinggi. Itu saya saksikan sendiri meskipun saya jarang terlibat secara langsung dalam aksi mereka. (Ya itu tadi, hanya sebagai pelengkap barisan, namun karena rasa ‘cinta’ akan sikap merekalah yang membuatku harus mematahkan ego)
Salah satu tokoh utama dalam organisasi ini yang saya panggil ‘Dek Haji’ yang saat ini sedang berjuang menyelesaikan pendidikan S2 nya. Ada kata-kata yang sempat saya copy dan melekat dalam benak saya, yakni tentang organisasi. Yang jika saya artikan dengan pemikiran saya yang tidak secerdas dek haji ini sebagai berikut. “Jangan kita berharap dapat hidup dari organisasi, namun kita harus berpikir bagaimana menghidupkan organisasi tersebut”. Kalau kata teman seprofesiku, Aris Handoko, dia pakai bahasa langit hehehe.
Bukan cuma dia yang punya pemikiran luas, ada juga orang yang pernah satu perusahaan denganku dulu, anak muda yang aktif, enerjik, dan mudah bergaul. Dulu kutau dia pernah sempat sukses sewaktu sama-sama kerja di jawa barat. Dia sempat menjadi orang besar, namun sikap dan tingkahnya tetap sama dengan yang kukenal saat di lokasi berlumpur pengeboran minyak.
Ini baru beberapa sosok yang dapat saya tuliskan dalam catatan pandangan pribadi saya ini. Namun bagiku cukuplah mewakili apa itu Pemuda Pancasila, siapa itu Pemuda Pancasila, bagaimana itu Pemuda Pancasila Kota Prabumulih.
Organisasi yang diisi oleh orang-orang yang punya jiwa pemimpin yang mengayomi, cerdas dan berhati lembut. Sebagaimana saya pernah menyaksikan ada airmata menitik ketika sang ketuanya merangkul seorang jompo sebatang kara didekat rumahku.
Saya bukan siapa-siapa dalam organisasi ini, namun saya merasakan kesejukan sikap dari mereka. Hingga setiap anggotanya dapat merasa menjadi bermanfaat dan berguna di dalamnya, meskipun pada dasarnya banyak dari mereka yang lebih berkompeten dan cakap dalam segala bidang.
Tak bisa juga kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang mempunyai perspektif buruk terhadap organisasi ini, mungkin karena adanya video diluar sana yang mengatasnamakan pergerakan Pemuda Pancasila untuk melakukan pemerasan dan gaya premanisme yang mereka tampilkan.
Namun saya tegaskan lagi, tulisan ini adalah tentang Pemuda Pancasila Prabumulih. Tokoh-tokoh yang ada dalam perkumpulan, badan, institusi ini adalah orang-orang yang memang qualified dalam bidangnya masing-masing.
Tak lah salah jika saya mengatakan mereka adalah sosok pemimpin yang pernah dikatakan oleh Jhon C Maxwell seorang penulis terkenal Amerika yang banyak membahas tentang leadership.
A Leader is One Who Knows The Way, Goes The Way, And Shows The Way.
– John C Maxwell-
Seorang Pemimpin adalah Orang yang Mengetahui Jalan, Menuju Jalan, dan Menunjukkan Jalannya.
Akhirul kalam pada catatan episode pertama ini saya coba menukil sebuah hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam tentang kepemimpinan yang sangat terkenal.
Karena, menjadi seorang pemimpin haruslah mengetahui segala hal terkait yang dipimpinnya. Sebab, jika organisasi, kelompok, atau negara dipimpin oleh seseorang yang tidak kapabel di bidangnya, maka hanya tinggal menunggu kegagalan atau kehancurannya.
Hal ini ditegaskan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam dalam sebuah hadits.
“Tunggu masa kehancurannya, jika amanah telah disia-siakan”
Para sahabat lalu bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanah itu?”
Rasulullah menjawab, “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” (Riwayat Bukhari).
Rasman Ifhandi