Masyarakat Siku yang Berada di Bantaran Sungai Lematang Menolak Aktivitas Ponton Pengangkut Batu Bara Melintas

SIKU EMPAT PETULAI DANGKU. Lembayungnews|. Forum Masyarakat Siku Peduli Lingkungan (FMS-PL) hari ini melanjutkan rencana aksi mereka dengan memasang spanduk yang isinya menolak kapal angkutan Batu Bara melintas di Sungai Lematang sebelum ada koordinasi dan kesepakatan dengan warga Siku. Minggu 14/03/2021.

Terlihat puluhan masyarakat yang tergabung dalam Forum yang baru saja terbentuk minggu lalu, yang mana tujuan dari mereka yakni menolak adanya aktivitas angkutan Batu Bara, atau Ponton yang melintas di jalur sungai Lematang.

Hal itu dikarenakan dengan adanya angkutan Batu bara melintas, disinyalir sebagai penyebab tanah mereka tergerus, terkena abrasi. Bahkan jalan kabupaten pun terputus, tanah pekuburan, dan perkebunan warga juga terkena imbasnya karena kuatnya longsor bibir sungai Lematang itu.

Salah satu tokoh masyarakat Siku yang juga sekaligus ketua Forum, Supriadi, mengatakan rencananya mereka akan memasang tali dan rambu-rambu dilarang melintas, jika pihak PT. LCL yang diduga sebagai Perusahaan pengangkutan Batu bara belum ada kata sepakat dengan warga sekitar.

“Rencananya dalam waktu dekat ini, setelah pemasangan spanduk, kami akan memasang tali melintang dari seberang sungai, dan akan kami pasang rambu-rambu sebagai tanda bahwa kami menolak aktivitas Ponton pengangkut Batu bara beroperasi melintasi desa kami melalui sungai Lematang,” ujar Supriadi.

“Cukup sudah jalan kami terputus oleh abrasi gelombang yang diakibatkan angkutan berat, berpuluh Ton hingga ribuan Ton melintas di Sungai Lematang, akibatnya ini bisa kita lihat, tanah tergerus, longsor, kebun-kebun nyaris habis, bahkan pekuburan desa ini terkena Imbasnya. Kalau pihak perusahaan ada itikad baik, kami meminta agar bisa bertemu dan kita bahas bersama perihal ini,” tutup Supriadi.

Senada dengan Supriadi, Mahmudin selaku penasihat Forum mengatakan permintaan masyarakat sekitar aliran sungai yakni dibuatkan bronjong agar tanah warga sekitar tidak makin habis tergerus.

“Memang dimana-mana yang namanya sungai akan mengalami abrasi, namun dengan adanya aktivitas yang melewati sungai Lematang secara intens abrasi akan semakin cepat, untuk itu kami meminta kepada perusahaan agar mengantisipasi itu, dengan membuat bronjong, terutama di area fasilitas umum,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang kami terima, desa-desa yang akan dilalui oleh perusahaan transportir Batu bara itu, kurang lebih sebanyak 28 desa,

Menurut informasi yang kami dapat, bahwa pelaksana pekerjaan angkutan Batu Bara adalah PT. AWL. yang kami juga belum mendapatkan informasi rinci mengenai perusahaaan tersebut. Dan dari pihak perusahaan menyatakan kalau selama ini ada bantuan bagi masyarakat, dan tanah pekuburan juga sudah pernah dibantu.

Perihal ponton yang melintas di Sungai Lematang, pihak perusahaan mengatakan bahwa hal itu tidak menyalahi aturan, karena sungai itu adalah jalur transportasi.

Saat kami coba menghubungi PJ Kepala Desa (Kades) Siku Sabriyansyah, SH. Mengatakan bahwa memang benar adanya bantuan dari PT. LCL namun berupa CSR yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas Ponton.

“Memang benar ada bantuan dana dari perusahaan untuk pembelian lahan sebesar Rp 50 juta, yang di pergunakan untuk pembelian tanah 45 juta dan uang 5 juta untuk biaya administrasi dan pembuatan surat SPMHT. Dan saya tegaskan bahwa dana tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas Ponton , itu dana CSR,” ujarnya.

Terkait pergerakan Forum Masyarakat Siku Peduli Lingkungan, kades menegaskan bahwa kalau untuk urusan kesejahteraan masyarakat dia akan suport.

“Saya tidak mau memelintir masalah dab mempolitisir masalah, kalau aksi tersebut demi kepentingan semua masyarakat Suku, saya akan suport, ingat ya, bukan untuk kepentingan individu atau golongan.” Tutup Kades Sabriyansyah mengakhiri wawancara via telpon. (Raif)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *