5 Fakta Kejadian Penganiayaan Perawat RS Siloam Sriwijaya, Gubernur Sumsel pun Angkat Bicara

Pelaku penganiayaan perawat RS Siloam ditangkap

PALEMBANG. Lembayungnews|. Berikut kami himpun fakta-fakta dari berbagai sumber menanggapi insiden pemukulan terhadap perawat oleh orang tua pasien di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya

1. Jason Tjakrawinata (JT) dijerat pasal berlapis

Setelah sempat menghilang dan dilakukan penangkapan di OKI. Jason Tjakrawinata atau JT (38) ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan perawat RS Siloam Sriwijaya, Palembang. Jason, yang kini ditahan pihak kepolisian, dijerat pasal berlapis terkait penganiayaan dan perusakan barang yakni handphone milik perawat lain.

Kapolrestabes Palembang Kombes Irvan Prawira mengatakan Jason dijerat Pasal 351 KUHPidana dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara karena menganiaya perawat RS Siloam. Selain itu, Jason dijerat pasal perusakan.

Baca Juga:

■ Sempat bikin Heboh Dunia Maya, Pelaku Pemukulan Terhadap Perawat RS Siloam Sriwijaya Ditangkap di OKI

■ Emosi Tak Terbendung, Ayah Pasien di RS Siloam Sriwijaya Palembang Aniaya Seorang Perawat

“Selain dijerat kasus penganiayaan, Jason dijerat pasal perusakan ponsel milik seorang perawat inisial AR yang pada saat kejadian merekam aksi keributan tersebut,” kata Irvan.

2. Pelaku seorang pengusaha suku cadang mobil dan motor bukan anggota polisi

Kapolrestabes Palembang Kombes Irvan Prawira menegaskan bahwa pelaku bukan merupakan anggota kepolisian seperti isu yang beredar di media sosial (medsos).

“Saya tegaskan, pelaku bukan anggota kepolisian. Yang polisi itu yang melerai,” ujarnya.

Polisi yang melerai Jason bertugas di Polda Sumsel. Jason justru kemudian bertanya mana bukti pria tersebut polisi.

“Orang itu memang polisi dan bertugas di Ditlantas Polda Sumsel,” katanya.

Jason Tjakrawinata sebelumnya membeberkan soal aksinya menganiaya perawat RS Siloam Sriwijaya, Palembang, Christina Ramauli Simatupang (28). Jason mengakui perbuatannya dan akhirnya meminta maaf.

http://oposisinews.com/wp/2021/01/23/penggalangan-dana-oleh-mpc-pp-prabumulih-resmi-ditutup/

“Mendengar anak saya menangis pada saat hendak pulang dari RS Siloam, saya emosional hingga nekat mendatangi perawat tersebut di RS tersebut,” kata Jason di Mapolrestabes Palembang, Sabtu 17/04/2021.

Pria yang diketahui merupakan pengusaha suku cadang mobil dan motor di Kayuagung, Ogan Komering ilir (OKI), itu mengaku yang membuatnya tambah emosional adalah ia harus bolak-balik menjenguk anaknya di RS Siloam, Palembang.

“Anak saya sudah empat hari dirawat di sana dan saya harus bolak-balik untuk menjenguknya. Mendengar infus anak saya dilepas hingga anak saya menangis, saya tidak terima,” tuturnya.

3. Gubernur Sumsel H. Herman Deru: Itu tindakan yang memalukan!

Menanggapi peristiwa penganiayaan yang dialami Christina Ramauli Simatupang (28), perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang, Gubernur Sumsel Herman Deru angkat bicara, dan menganggap pelaku bernama Jason
Tjakrawinata dinilainya telah melakukan perbuatan yang memalukan daerah.

“Ini memalukan sekali. Saya minta kita semua mengambil hikmahnya. Bahwa kejadian seperti ini mungkin saja terjadi karena emosi yang spontanitas. Harapan saya kepada pasien dan keluarga pasien, saat sudah menyerahkan pasien ke RS, percayakanlah penuh,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru setelah melakukan video call dengan Christina, Sabtu (17/4/2021).

Insiden tersebut dinilai berdampak buruk terhadap citra daerah. Seharusnya Jason bisa menahan diri tanpa harus melakukan kekerasan terhadap perawat rumah sakit.

“Kekerasan yang dialami Christina ini buruk dampaknya bagi citra daerah sebenarnya. Kita sudah tahu paramedis juga manusia biasa ya. Tentunya, jika ada kesalahan, harus didengarkan dulu alasannya. Minimal dari atasan yang bersangkutan,” kata Herman Deru

Pemprov Sumsel akan mengawal proses hukum tersebut. Meskipun ini delik aduan, kata dia, semua putusan selanjutnya diserahkan kepada lembaga ataupun keluarga korban.

“Tentu lembaga (pihak RS) atau keluarga ataupun Christina punya pertimbangan untuk lanjutkan kasus atau berdamai, karena yang menderita karena dianiaya adalah Christina secara personal dan kejadian itu terjadi saat Christina menjalankan tugasnya di RS,” imbuhnya.

4. PPNI mengutuk keras pelaku penganiayaan terhadap perawat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengutuk keras kasus perawat RS Siloam Sriwijaya, Palembang, dianiaya keluarga pasien hingga memar parah. PPNI memerintahkan jajaranya untuk melakukan langkah hukum.

“Ketua Umum DPP PPNI atas nama seluruh perawat Indonesia mengutuk keras kepada pelaku tindak kekerasan dan memerintahkan DPW PPNI Sumatera Selatan, DPD PPNI Kota Palembang, DPK PPNI RS Siloam Sriwijaya, Bidang Hukum dan Pemberdayaan Politik DPP PPNI, dan Badan Bantuan Hukum (BBH) PPPNI untuk melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku kekerasan bersama pihak RS Siloam Sriwijaya Palembang,” ujar Ketua Umum PPNI, Harif Fadhillah dalam keterangan tertulis, Jumat (16/4/2021).

Harif mengatakan pihaknya akan melakukan pendampingan agar kasus ini diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku. Dia juga mendesak pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini.

“PPNI melakukan pengawalan dan pendampingan perawat pada kasus ini agar sesuai dengan koridor hukum dan pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku dan juga mendorong pihak RS Siloam Sriwijaya melakukan pendampingan dan pengawalan juga kepada perawat yang menjadi pegawainya,” kata Harif.

“PPNI juga mendesak pihak kepolisian segera memproses laporan polisi yang telah dilakukan oleh perawat Chistina Ramauli Simatupang sesuai ketentuan yang berlaku,” sambungnya.

Harif menuturkan kekerasan terhadap perawat bukan hal kali pertama terjadi. Agar tidak kembali terulang, pihaknya meminta adanya jaminan lingkungan kerja yang kondusif bagi perawat dalam menjalankan tugas.

Tindakan kekerasan ini dinilai bentuk ancaman terhadap keamanan di tempat kerja. Menurutnya tindak kekerasan ini telah dikecam komunitas perawat seluruh dunia.

“Tindak kekerasan terhadap perawat yang sedang manjalankan tugas profesinya merupakan ancaman terhadap keamanan di tempat kerja dan sistem pelayanan kesehatan. Kekerasan ini juga sangat dikecam komunitas perawat seluruh dunia,” pungkasnya.

5. Direktur RS Siloam Bona Fernando: Tindakan pelaku tidak bisa ditolerir

Direktur Utama RS Siloam Sriwijaya Bona Fernando meminta penganiaya perawatnya diusut dan tindak tegas oleh polisi. Dia menyerahkan proses hukum terhadap pelaku pada polisi.

“Siloam Hospitals telah menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian kekerasan yang menimpa perawat kami, serta menindak pelaku kekerasan kepada perawat kami dengan tegas sesuai hukum yang berlaku,” ujar Bona dalam konferensi pers pada Jumat (16/4/2021).

Bona menyesalkan perbuatan ayah dari pasien yang secara arogan menganiaya perawatnya. Bona mengatakan tindakan keluarga pasien menganiaya perawat tak dapat ditolerir.

“Siloam Hospitals menyesali tindakan kekerasan yang ditujukan kepada perawat kami di Siloam Sriwijaya. Kekerasan terhadap tenaga kesehatan adalah tindakan yang tidak dapat ditolerir,” tegas dia.

Ditemui usai konferensi pers, Bona menuturkan kondisi perawatnya berangsur pulih baik secara fisik maupun trauma psikis.

“Akibat kejadian penganiayaan itu Christina mengalami memar pada wajah dan juga sakit pada bagian perutnya. Kondisinya sekarang sudah baik. Secara fisik memang ada luka, tapi secara trauma, psikis, berangsur-angsur membaik. Doakan saja dia lebih cepat pemulihannya,” ungkap Bona.

Selain dari itu, puluhan ribu netizen juga ikut mengecam perbuatan tidak beradab dari orang tua pasien. Apapun permasalahannya hindari perlakuan kasar dengan melakuakn pemukulan terlebih terhadap perempuan dan anak, ditambah lagi CSR adalah seorang perawat yang sedang menjalankan tugasnya.

Dari beberapa group whatsapp kami mendapat kabar akan adanya gerakan atau aksi damai dari beberapa aktivis dan ormas mengecam tindakan pelaku yang telah melakukan pemukulan terhadap perawat. (Raif)

Di kutip dari berbagai sumber.
Editor: Rasman Ifhandi

 

2 thoughts on “5 Fakta Kejadian Penganiayaan Perawat RS Siloam Sriwijaya, Gubernur Sumsel pun Angkat Bicara

  1. izin komentar dikit, bila perlu apabila anak istrinya mau masuk rumah sakit manapun blokir jangan sampai diterima di RS manapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *