BANTUL YOGYAKARTA. Lembayungnews|. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, sepertinya pepatah ini pantas buat driver Ojol di Bantul.
Bandiman warga Padukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, tentu akan menyesali apa yang telah menimpa anak sulungnya Naba Faiz Prasetya (10) yang meninggal dunia akibat memakan makanan yang dibawanya sebagai titipan pelanggan. Minggu 25/04/2021.
Sore itu selepas sholat ashar di Masjid Nurul Islam, Jalan Gayam Umbulharjo, pria berusia 47 tahun ini mendapat orderan dari seorang wanita yang diperkirakan berusia sekitar 25-30 tahun untuk mengantarkan takjil ke rumah seseorang bernama Tomy di Villa Bukitasri, Sembungan, Kasihan, Bantul Yogyakarta.
Dengan kesepakatan upah Rp 25.000 namun dibayarkan oleh si wanita tersebut sebanyak Rp 30.000, yang mengaku mengirimkan makanan itu atas suruhan pak Hamid dari Pakualam.
Sayangnya orderan tersebut dilakukan secara offline, tidak menggunakan aplikasi Ojol. Sehingga transaksi mereka tidak terekam dalam aplikasi, dan disinilah letak kesulitan yang dialami kepolisian untuk melacak si wanita pengirim takjil itu.
Dengan penuh amanah sang driver Ojol ini mendatangi rumah calon penerima kiriman yang dituju. Sesampainya di depan rumah target, Bandiman menelpon nomor yang dikasih perempuan si pengirim tadi. Namun ternyata pak Tomy tengah berada di luar kota serta mengatakan tidak mengenal pak Hamid dari Pakualam, dan meminta barangnya diserahkan kepada isterinya yang berada di rumah.
Setelah mengetuk dan memanggil tuan rumah, ternyata isterinya Tomy tidak merasa memesan makanan tersebut dan lagi-lagi isterinya ini juga tidak mengenal pak Hamid, tuan rumah pun tidak mau menerima paket yang bukan pesanannya sembari mengatakan kepada sang driver agar paketnya dibawa pulang saja.
Merasa bingung mau dikembalikan kemana, akhirnya makanan tersebut dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga.
Naba Faiz yang masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangkajen IV yang memang suka makan sate itu, mengabaikan takjil yang didapatnya dari TPA yakni Gudeg, yang akhirnya ditukar dengan sate yang dibawa bapaknya.
Bandiman memakan dua tusuk sate tanpa bumbu, begitu juga istrinya, Titik Rini (33). Awalnya mereka tidak merasakan apa-apa, begitu juga anak pertama mereka.
Tak lama setelah menyantap sate ayam dengan bumbu, Naba mengeluhkan rasa pahit di tenggorokan.
Kemudian dia minum beberapa teguk air, lalu muntah di dapur. Beberapa saat kemudian dia jatuh dan mulut mengeluarkan busa.
“Napasnya sudah satu-satu pas di situ dan langsung saya bawa ke rumah sakit untuk diperiksa,” ujar Bandiman.
Naba kemudian dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta sekitar pukul 18.50 Wib. Dokter menyatakan Naba meninggal dunia akibat keracunan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Bantul AKP Ngadi mengatakan kasus ini tengah didalami.
“Kami masih dalami rekaman kamera CCTV . Selain itu, kami juga meminta keterangan dari saksi. Sejauh ini ada tambahan dua saksi [total ada 6] untuk kasus ini,” kata Ngadi, Rabu (28/4/2021).
Hasil pemeriksaan rekaman CCTV diharapkan dapat mengungkap siapa perempuan yang menemui Bandiman.
Ngadi mengatakan jumlah saksi bisa terus berkembang sesuai dengan kebutuhan penyidikan.
“Yang jelas jumlah saksi bisa berkembang terus. Untuk penerima [Tomi] kami sudah komunikasi secara lisan. Nanti teknisnya akan kami perdalam,” kata Ngadi.
Sampai hari ini, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang merenggut nyawa Naba.
Kami belum mendapatkan tembusan, sejauh ini. Jadi kami masih menunggu saja,” kata Ngadi.
Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri B. mengatakan kasus kematian Naba telah diambil alih Polres Bantul dari Polsek Sewon.
“Alasannya, kasus ini menonjol dan menyita perhatian publik,” kata Wachyu.
Polisi masih menelusuri siapa sesungguhnya perempuan itu, kenapa mengirimkan sate ayam secara mencurigakan ke seseorang, dan apakah sate ayam tersebut sengaja dibubuhi racun atau tidak.
Dari kejadian ini semoga kita semua mendapat pelajaran yang berharga. Jangan pernah memakan makanan yang kita tidak tahu asal-usulnya, dan bagi rekan-rekan driver Ojol atau Grab, hendaknya dalam menerima orderan lebih baik melalui aplikasi agar identitas si pemesan dan yang dikirimi ada tercatat dalam data transaksi.
Bukankah sudah banyak yang diduga terjebak oleh titipan seseorang yang tidak diketahui identitasnya, bahkan ada beberapa yang masuk bui. Tetap waspada dalam bertransaksi dengan orang tidak dikenal. (Raif).
Dikutip dari berbagai sumber.
Editor: Rasman Ifhandi