Ini 55 Negara yang Belum Mengakui Palestina Sebagai Negara

BERITA DUNIA. Lembayungnews|. Negara Palestina adalah yang status politiknya masih menjadi perdebatan selama berpuluh-puluh tahun. Hingga kini, negara yang terletak di Timur Tengah tersebut terus berupaya untuk meminta pengakuan dari berbagai negara.

Dilansir dari data dari World Population Review pada Juli 2019, 138 dari 193 anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, termasuk Indonesia, yang artinya lebih dari 50% negara-negara anggota PBB menyetujui palestina sebagai negara yang berdaulat.

Kendati sebagian besar negara di dunia telah mengakui Palestina sebagai negara, tapi ada pula negara yang tidak mengakui kemerdekaan Palestina.

Dari berbagai sumber, setidaknya tercatat 55 negara yang belum mengakui Palestina sebagai negara, sebut saja Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, Jerman, dan Kanada.

Beberapa negara di Uni Eropa seperti Belgia dan Denmark memilih untuk menunggu keputusan resmi Uni Eropa (UE).

Sementara Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Jepang, dan Kanada mendukung penyelesaian konflik Palestina dan Israel berdasarkan negosiasi kedua belah pihak.

Berbeda dengan Eritrea dan Finlandia yang secara terbuka menyatakan bahwa mereka tidak mendukung negara Palestina.

Berikut daftar negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina yang kami lansir dari CNNIndonesia.com

Eropa:

Andorra, Austria, Belgia, Kroasia, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Liechtenstein, Luksemburg, Moldova, Belanda, Makedonia Utara, Norwegia, Slovenia, Spanyol, Swiss, Inggris, Monako, San Marino, Portugal

Amerika:

Bahama, Kanada, Meksiko, Panama, Amerika Serikat, Trinidad dan Tobago, Barbados, Jamaika

Asia:

Jepang, Myanmar, Singapura, Korea Selatan, Armenia

Timur Tengah:

Israel

Oseania:

Fiji, Kiribati, Negara Federasi Mikronesia, Nauru, Australia, Selandia Baru, Samoa, Pulau Solomon, Pulau Marshall, Palau, Tuvalu, Tonga

Afrika:

Kamerun, Eritrea

Kondisi saat ini dengan terjadinya konflik dan perang keempat ini membuat negara yang mayoritas penduduknya beragama islam itu terus bertambah dan menuai dukungan dari berbagai penjuru dunia.

Merujuk situs Kementerian Luar Negeri RI, Inggris, Irlandia, Spanyol, Perancis, Portugal, Luxemburg, dan Belgia, beserta Parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan rekomendasi kepada PBB untuk mengakui Negara Palestina, yang kemudian turut diikuti berbagai negara anggota Uni Eropa.

Dengan adanya dukungan mayoritas tersebut, menunjukkan pengakuan dunia internasional atas keberadaan Palestina sebagai negara merdeka, sekaligus memberikan kesempatan bagi Palestina untuk berperan aktif dalam berbagai forum PBB.

Boikot produk israel

Sememtara itu simpatisan Palestina kini pun mulai beraksi. Mereka yang tergabung dalam gerakan boikot Israel “Boycott, Divest and Sanctions (BDS) Israel” meminta semua pihak mem-blacklist Negeri Benjamin Netanyahu.

BDS bahkan mengajak dunia untuk mengembargo militer Israel serta memutuskan hubungan dengan pihak maupun korporasi yang terlibat dalam pendudukan Israel atas Palestina. Mereka juga meminta boikot produk-produk Israel hingga mengajak investor untuk mendivestasikan asetnya di Israel.

Beberapa merek yang turut dikampanyekan untuk diboikot adalah HP, PUMA, Soda Stream hingga komoditas berupa alpukat. Sanksi ekonomi ini diharapkan dapat membuat Israel berhenti melakukan agresi.

Dari dalam negeri MUI menyerukan agar umat muslim ikut memboikot produk negara Zionis tersebut

“Kita mendesak dunia Islam untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Serta memboikot semua bentuk transaksi dan perdagangan dengan negara penjajah dan teroris tersebut,” tegas Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Anwar Abbas, Jumat (14/5). Dikutip dari Rmol.id

Menurut Anwar Abbas, kekejaman Israel harus dilawan dan dihentikan dengan berbagai cara.

“Sebab, tindakan tentara Israel memperlakukan anak-anak, ibu-ibu dan orang tua di kota Yerussalem, Palestina sangat tidak manusiawi dan tidak bisa ditolerir.”  Ujarnya.  (Raif)

Editor: Rasman Ifhandi

Dilansir dari berbagai sumber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *