PRABUMULIH. Lembayungnews|• Ngobrol santai dengan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Pemerintah Kota Prabumulih, H. Bustomi SE.,M.Si Selasa 30/08/2022.
Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pensiun atau purna tugas merupakan suatu hal yang pasti.
Setiap PNS yang mengabdikan dirinya sebagai pelayan bagi masyarakat akan mencapai ‘kelulusan’ setelah tidak lagi menjadi Pegawai.
Torehan sejarah dan catatan kinerja bagi seorang pimpinan sebuah Kedinasan SKPD merupakan kebanggan tersendiri saat dia sampai pada titik yang namanya Purna Tugas.
Seorang Kepala Dinas akan merasa bangga jika dapat menjalankan masa tugas dengan penuh, selesai sesuai jadwal, dan bersikap amanah, karena itu merupakan bukti pencapaian positif.
H. Bustomi SE, M.Si tepat di tanggal 1 September 2022, sampai pada puncak kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Di usianya yang ke 60 tahun pada tanggal 4 Agustus yang baru lalu, Bustomi telah banyak mengenyam asam garam kehidupan dalam dunia birokrasi.
Dengan basic ilmu ekonomi yang dimilikinya, dia memulai kariernya di pemerintahan kota Prabumulih sebagai staf di dinas BKD sampai menjadi Kabag Keuangan, lalu pindah ke RSUD bertugas sebagai Kabid Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah setelah itu beliau berpindah lagi menjadi Kepala Bidang Anggaran dan Perbendaharaan di dinas BPKAD Prabumulih.
Sebelum menjabat sebagai kepala dinas Perkim, Bustomi sempat berdinas di Dinas Sosial meski tak lama berdinas disana lalu beliau dipercaya oleh Walikota Ir. H. Ridho Yahya MM untuk membantunya di dinas Perkim sebagai kepala dinas.
Jabatan Kepala Dinas Perkim ini adalah langkah paripurnanya dalam dunia Birokrasi di tahun 2022 ini.
Ayah 2 anak ini saat dibincangi awak media di ruangan kantornya di Jalan Kartini Kelurahan Sukajadi Prabumulih Timur menyampaikan ungkapan syukurnya atas anugerah yang Allah berikan padanya serta berpesan kepada generasi penerusnya agar dapat bekerja dengan ikhlas.
“Untuk teman-teman penerus saya nanti, kiranya dapat bekerja dengan fokus dan ikhlas. Karena dengan kita ikhlas maka kita akan menyukai pekerjaan tersebut, dan merasa senang apabila kita dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Bustomi yang terhitung sudah 21 tahun mengabdi dan berdinas di kota ini.
Ditambahkannya pula dengan didasari rasa ikhlas mengemban amanah sebagai pegawai yang melayani masyarakat, nantinya kita akan lebih semangat dalam berkerja.
“Karena dengan rasa ikhlas akan menumbuhkan semangat berkerja, dan kita berharap apa yang kita perbuat untuk masyarakat itu akan bernilai ibadah di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ucapnya lagi.
Selanjutnya Bustomi berpesan agar jangan hanya menunggu tapi harus berusaha menjemput bola agar bantuan dari pusat bisa turun untuk membantu masyarakat yang rumahnya tidak layak huni.
“Seperti kita ketahui, masih banyak masyarakat kita yang memerlukan bantuan seperti pembangunan rumah layak huni. Untuk itu kita harus berusaha jangan cuma menunggu agar bantuan dari pusat bisa turun untuk kesejahteraannya masyarakat. Terakhir saya berpesan agar program-program yang dianggap baik dapat diteruskan, dan jika ada program kami yang dianggap kurang baik hendaknya ditinggalkan,” papar kakek dari 4 cucu yang asli warga Sekayu Muba ini.
Siang ini rencananya Bustomi juga akan menggelar doa bersama di hari perpisahannya dengan para staf di dinas Perkim, doa bersama meminta kepada sang Kholiq agar diberikan kesehatan, keselamatan dan kesuksesan dalam menjalankan segala aktivitas kedepannya.
Terakhir Bustomi juga menyampaikan kata maaf dan terima kasih kepada semua staf dan pegawai di dinas Perkim, masyarakat semuanya tanpa terkecuali.
“Kepada semua staf yang sudah banyak membantu selama kami menjalankan tugas kedinasan di Perkim ini, kami ucapkan terima kasih. Juga buat masyarakat kota Prabumulih saya juga menyampaikan ucapan terimakasih, serta kepada adik-adik wartawan yang sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan kami, kami juga ucapkan terima kasih,” kata Bustomi dalam wawancara singkat dengan beberapa awak media hari ini.
***
Sesungguhnya Jabatan, pangkat, harta dan segala kemewahan dunia akan berkahir dan akan kita tinggalkan seiring dengan waktu yang terus berlalu.
Jika kita tanamkan sebuah kebaikan, maka kebaikan itu akan menjadi catatan sejarah baik bagi kita. Sedangkan jika kita tebar keburukan saat kita masih diberikan kekuasaan dan jabatan strategis, maka keburukan itu akan menjadi cap dan menempel pada diri, serta akan terus diingat oleh orang-orang yang mengenal dan pernah bersama kita. (Raif)
Editor : Rasman Ifhandi