NUSANTARA. Lembayungnews. Mungkin masih banyak yang belum tau dengan istilah Biosaka. <span;>Biosaka adalah bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan yang diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit dan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen.
Biosaka terdiri dari suku kata Bio dan Saka. Bio singkatan dari Biologi, dan Saka artinya dari. Jadi, Biosaka artinya adalah dari Alam Kembali ke Alam. Inovasi ini dikembangkan petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam.
Berawal dari Blitar pada tahun 2019, kini Biosaka sudah menyebar di wilayah nusantara dari Aceh hingga Papua.
Di Blitar, penggunaan biosaka sudah dirasakan manfaatnya bagi petani, yaitu efisiensi biaya usaha tani (low cost), meminimalisir serangan hama dan penyakit dan meningkatkan produksi.
Lantas pertanyaannya kemudian apa yang sebenarnya terkandung dalam Biosaka? Kenapa hanya sekedar dibuat dari rumput/gulma, tapi sangat bermanfaat bagi tanaman?.
Biosaka diramu dari berbagai jenis rumput-rumputan/tanaman. Menurut penemunya, Muhamad Ansar, minimal 5 jenis tanaman sebanyak satu genggaman tangan.
Tanaman yang digunakan lebih banyak memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar areal sawah/ladang. Dan tidak jarang, tanaman yang digunakan tersebut biasanya oleh sebagian besar petani dianggap sebagai gulma yang harus dibersihkan/tidak bermanfaat.
Baca juga :
Tanaman tersebut tumbuh di pematang, pekarangan rumah, lahan yang terlantar dan apabila sudah dibersihkan, tanaman tersebut tetap Kembali ada di lokasi tersebut.
Jenis tanaman yang dipilih, menurut Ansar adalah tanaman yang terlihat sehat pada hari itu; Tidak dimakan ulat, tanamannya segar, pucuk tanamannya terlihat sehat dan tidak berwarna hijau tua.
Baca juga :
Petani di Cambai ini Hasilkan Puluhan Juta Rupiah dengan Bertanam Jagung
Jumlah jenis tanaman tidak terbatas. Namun, tidak kurang dari lima jenis. Sebanyak satu genggaman tangan kemudian diremas dalam 2-5 liter air. Hasil remasan tersebut, dimana air yang sudah menyatu dengan saripati tanaman (homogen).
Rumput dan daun yang sudah dipilih dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air. Bahan bisa langsung diperas secara segar dari lapangan, tetapi lebih bagus dilayukan 24-48 jam biar agak layu, sambil diseleksi lagi, yang tidak kering dan rusak. Daun di dalam ember diperas dengan posisi daun terendam air selama proses pemerasan.
Cara pengaplikasiannya juga sangat simpel, yakni hanya di semprotkan ke tanaman secara merata. Biosaka bukan pengganti pupuk, tetapi dia berfungsi sebagai Elisitor.
Pengaplikasian Biosaka menggunakan sprayer, dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter di atas tanaman, nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut, aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata.
Dosis aplikasi untuk tanaman padi dan jagung yaitu 40 ml per 15 liter air alat semprot, sedangkan untuk tanaman cabe, tomat, kacang tanah dosis 20-30 ml per tangki sprayer tergantung umur tanaman, periode aplikasi sekitar 10-14 hari sekali.
Keberadaan Biosaka ini sangat membantu para petani di saat harga pupuk yang saat ini semakin mahal. Selain dapat dibuat sendiri, bahannya juga sangat mudah didapat. Jika anda tertarik ingin mencobanya silahkan buka channel YouTube Jaritani official.
Dirangkum dari berbagai sumber.
Editor: Rasman Ifhandi