PRABUMULIH. Lembayungnews. Hari ini kita sudah memasuki bulan Juli 2023, artinya tak lama lagi beliau Ir. H Ridho Yahya tidak lagi memimpin kota ini setelah 10 tahun menjabat sebagai Walikota.
Tentu banyak pro dan kontra dengan cara kepemimpinan beliau. Yang pro pasti akan merasa kehilangan sosok humble seorang pemimpin. Yang kontra pasti juga akan merasa lega dengan berakhirnya masa jabatannya sebagai orang nomor satu kota ini.
Kita mesti objektif melihatnya. Banyak hal positif yang telah diberikan Walikota dan jajarannya bagi kota tercinta ini. Banyak hal yang telah diperbuatnya demi kemaslahatan bersama. Seperti pembangunan 223 unit rumah komunitas penyapu jalan, atau juga 150 unit rumah komunitas penarik becak, pemulung, dan penyandang disabilitas.
Atau dengan pemasangan sebanyak kurang lebih 40 ribu saluran jargas rumah tangga di kota kecil yang terbilang maju pesat ini.
Selain itu dari bidang pertanian, beliau juga telah berkomitmen agar kota yang dikenal dengan kota ‘Nanas’ ini dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi masyarakat, khususnya petani dari buah dan daun Nanas untuk dijadikan bahan tekstil yang di ekspor ke Luar Negeri salah satunya ke Singapore. Saat ini ada 3000 hektar kebun nanas yang siap dijadikan sumber penghasilan bagi para petani buah berduri ini.
Sedangkan dari usaha perikanan pemerintah kota juga telah memberikan bantuan budidaya ikan lele dengan sistem bioflock. Saking banyaknya bantuan yang diberikan sampai-sampai kota ini juga disebut sebagai kota seribu Bioflock.
Belum lagi soal mengatasi pengangguran, Pemerintah kota Prabumulih telah memberangkatkan sebanyak 165 orang pada periode awal dan 120 orang pada periode kedua ke pabrik tekstil Sritex Sukoharjo.
Semua itu merupakan bentuk perhatian seorang pemimpin terhadap masyarakat yang dipimpinnya, terlepas dari segala kekurangan yang pasti ada pada setiap program yang diterapkannya.
Sudah menjadi qudratullah, tak ada pemimpin di dunia ini yang dapat membuat puas semua orang yang dipimpinnya. Jangankan cuma walikota. Gubernur, atau Presiden sekalipun, pasti ada sisi positif dan negatifnya tergantung perspektif kita sebagai warga masyarakat memandangnya.
Namun seorang pemimpin yang baik itu menurut saya pribadi adalah pemimpin yang dapat berbaur dengan masyarakat dan terutama lebih banyak maslahat daripada mudharatnya.
Pemimpin yang memiliki Transformational leadership, yang partisipatif dan mampu menjadi motivator atau penggerak bagi bawahannya sehingga dapat mengakomodir dan menampung keluhan dari orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin yang memiliki jiwa visioner bukan pemimpin penganut faham plagiarisme, pemimpin yang strategic dan charismatic yang selalu mampu membangun hubungan baik terhadap siapapun dan dari tingkat sosial apapun.
Ada pernah sekali waktu saat kami wawancara dengan beliau, Walikota, dia menginginkan kota prabumulih ini selalu menjadi pilot project dalam segala bidang. Dia juga kurang sependapat jika masyarakat hanya menjadi penjiplak karya daerah lain.
Salah satu contoh yakni tempat wisata berupa danau buatan, karena menurutnya jika kita meniru sebuah daerah yang memang sudah memiliki Danau buatan Allah Subhanahuwataala, maka dipastikan kita akan ketinggalan. Maasya Allah..menurut saya ini merupakan sebuah pemikiran yang visioner dan dapat memotivasi semua warga kota ini untuk dapat menciptakan hal baru sehingga dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
Tulisan ini bukan sebagai puja-puji semata. Namun, apa yang tertulis di halaman ini merupakan fakta yang saya dapatkan selama saya menjalankan profesi saya sebagai seorang Jurnalis Junior.
Terima kasih bapak, sebagai orang tua kami dan juga pemimpin kami yang telah menjadikan kota ini lebih maju dari sepuluh tahun yang lalu. Menjadikan kota ini sebagai kota yang dikenal oleh daerah lain sebagai kota yang inspiratif karena begitu pesatnya pembangunan yang ada.
Semoga bapak dan keluarga senantiasa diberikan kesehatan lahir dan batin, dan diberikan kemudahan oleh Allah Subhanahu wa ta ala dalam segala usaha dan aktivitas dimanapun anda dan keluarga berada. Salam hormat ku.
Tahun ini, Hj Suryanti Ngesti Rahayu Ridho Yahya, ingin melanjutkan program-program yang pernah dilakukan oleh sang suami dengan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Prabumulih berpasangan dengan H Mat Amin yang dikenal sebagai seorang Guru agama dan anggota Dprd dari partai PKS.
Hj Ngesti diusung oleh partai Demokrat pimpinan H Deni Victoria (DV) serta didukung oleh beberapa partai besar kota ini yakni Partai Nasdem, Golkar, PPP dan PKS. Dengan mengusung Jargon Kembali-Lanjutkan, Hj Ngesti mengajak masyarakat untuk bersatu mewujudkan keinginannya agar program sang suami dapat disempurnakan.
Diantaranya program pertanian, peternakan, peluang kerja, pendidikan, UMKM serta memberikan peluang karya dan karsa bagi kaum perempuan di kota Prabumulih sebagai bentuk kesetaraan gender. Bukan ingin mendominasi sebagai seorang wanita atau isteri, tetapi ingin memberikan kesempatan bagi kaum hawa agar juga mendapat porsi yang sama memberikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan negeri ini.
Sepeeti apa yang pernah disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, bahwa perempuan merupakan aset penting dalam pembangunan bangsa, karena perempuan memiliki potensi luar biasa yang dapat memberikan kontribusi signifikan.
Seperti diketahui, berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 menunjukkan bahwa perempuan menempati hampir setengah dari populasi Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam memegang setengah dari kekuatan sumber daya manusia di negara ini.
Dikutip dalam tulisan Presiden Soekarno yang bersumber pada buku Sarinah : Kewadjiban Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia
“Hai wanita- wanita Indonesia, jadilah revolusioner!, tiada kemenangan revolusioner, jika tiada wanita revolusioner, dan tiada wanita revolusioner, jika tiada pedoman revolusioner!”.
Artinya peran wanita di negeri ini sudah nampak dari awal mula kemerdekaan dirasakan oleh bangsa besar ini. Peran seorang ibu yang memiliki tempat khusus atau sebagai jantung perjuangan di masa itu teramat nyata dirasakan.
Kini sosok wanita yang berpendidikan dan berpengalaman dalam roda pemerintahan yang pernah dijalankan sang suami selama dua periode, dan telah meninggalkan jejak yang kuat pada Hj Ngesti, dia bertekad untuk dapat memimpin kota Prabumulih lima tahun ke depan melanjutkan program kerja sang suami yang dianggap telah banyak memberikan kemashlahatan bagi masyarakat.
Langkah menuju Prabumulih berjaya makmur dan sejahtera, bukan hanya isapan jempol belaka jika semua komponen masyarakat mau bersatu memberikan sumbangan pemikiran, karya dan pengetahuan sebagai bentuk pengabdian bagi kota tercinta ini.
Bersama Hj Ngesti dan H Mat Amin kita percayakan itu pada pundak mereka. (Raif)
Editor : Rasman Ifhandi