Bersama Mbak Dewi Shuji, Lembak Menjadi Tempat Wisata nan Mempesona

Menggapai Mimpi Bersama Mbak Dewi Shuji

Rasa lelah yang sedari tadi menggantung di pundakku hilang seketika menyaksikan pemandangan asri danau Shuji, desa wisata binaan Pertamina Hulu Rokan Zona 4, yang saat ini menjadi satu-satunya danau terdekat dan terindah dari kota ku Prabumulih.

PRABUMULIH. Lembayungnews. Lokasi Danau Shuji menurut cerita penggagasnya Bob Permana adalah salah satu situs sejarah saat Jepang menduduki negeri ini, tak jauh dari Danau, dahulunya dijadikan tempat dapur umum oleh pasukan tentara Nippon. Untuk itulah Bob memajang patung prajurit Jepang di pintu gerbang masuk sebagai pengingat bahwa di daerah ini dahulunya pernah diduduki para penjajah.

Lalu mengapa danau ini dinamakan Shuji?. Masih menurut sang pionir yang juga tokoh pemuda Lembak, Bob mengatakan bahwa dahulu selain dijadikan tempat memasak para tentara Jepang, di lokasi ini juga pernah tinggal seorang Jenderal Jepang bernama Shuji.

“Ya karena dahulu tak jauh dari lokasi ini ada dapur umum tentara Jepang, bahkan ada seorang Jenderal yang berdiam di sini bernama Shuji,” ujar Bob.

Langit terlihat memerah memancarkan energi panas, karena musim kemarau yang tak kunjung berakhir. Udara yang begitu menyengat seakan ingin menguliti tubuhku yang makin tenggelam asyik menatap sekeliling danau yang ditumbuhi pepohonan tinggi.

Beberapa anak muda pengunjung destinasi wisata ini terlihat mencari-cari angel yang tepat untuk berfoto, mereka terlihat serius berbincang sambil sesekali memutar keliling kamera androidnya seakan tak ingin melepaskan momen indah bersama para sahabat.

Awal Mula Pembersihan Danau Shuji

Ternyata dibalik keindahan danau ini ada banyak cerita yang kami rangkum dalam catatan ini, diantaranya bagaimana Bob mengawali dan merintis untuk menjadikan lahan seluas 60 x 400 meter persegi ini sebagai tempat wisata yang pada akhirnya nanti dilirik oleh perusahaan BUMN terbesar di indonesia yakni PT Pertamina.

Danau Shuji ini telah lama dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah oleh warga Lembak. Diperkirakan sebanyak 183,8 ribu ton timbulan sampah mencemari danau Shuji.

Melihat kondisi yang demikian, timbul keinginan Bob untuk membersihkan danau dari tumpukan sampah.

Awal mulanya pembersihan danau Shuji dilakukan pada bulan Mei tahun 2020, dia membentuk kelompok dengan mengajak rekan-rekannya dan para pemuda yang baru saja menganggur karena pabrik Flywood tempat mereka berkerja mengalami pailit akibat pandemi Covid19.

Mereka pun mulai melakukan pembersihan danau, serta pemangkasan akar-akar pohon yang memenuhi danau dengan menggunakan alat berat. Saat itu Bob menggunakan dana pribadinya untuk menjalankan kegiatan tersebut.

Setelah enam bulan mereka lakukan pembersihan tanpa kenal lelah dan mengeluh serta dengan biaya pribadi, akhirnya Danau Shuji pun siap dipublikasikan untuk menarik para pengunjung.

Danau yang dahulunya dikenal sebagai tempat sampah yang kotor dan merusak pemandangan, setelah dibersihkan mulai menampakkan kecantikannya yang terpendam selama ini.

Pertamina Memberikan Dukungan Penuh Terhadap Antusiasme Warga

Kegiatan Bob ini juga mendapat dukungan dari Pertamina EP Prabumulih Field yang mengizinkan penggunaan besi-besi yang sudah tidak terpakai untuk bisa dimanfaatkan membangun beberapa fasilitas seperti jembatan, dermaga untuk perahu bersandar dan kelengkapan lainnya.

Melihat antusiasnya warga dalam membersihkan danau Shuji, pihak Pertamina ikut membantu menurunkan tim dari petugas Pengembangan Komunitas. Salah satunya Emi Ulfianah yang terjun langsung ke lapangan melihat kondisi Shuji untuk melakukan pemetaan tindakan apa saja yang akan dilakukan kedepannya.

Emi Ulfianah mengaku sudah melakukan pemetaan sosial, penentuan road map atau rencana strategis selama lima tahun ke depan serta telah menyiapkan program kerja tahunan yang melibatkan kelompok-kelompok masyarakat Lembak.

“Dari awal kita mulai pemetaan dan penentuan road map selama lima tahun ke depan serta kita buatkan rencana kerja tahunan bersama kelompok-kelompok yang dibentuk dari masyarakat sekitaran danau Shuji,” ungkapnya, Selasa 13/12/2022.

Awalnya, program Pertamina terfokus pada urusan sampah yang mencemari danau Shuji. Pada kegiatan ini pihaknya mereplikasi program Pak Dalang (Plastik Daur Ulang) yang berfokus pada pengolahan sampah non organik. Lalu ada program Sarah (Sampah Bawa Berkah) dan Pesat (Pengolahan Sampah Terpadu).

Selain itu ada Pokdarling (Kelompok Sadar Lingkungan), Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), dan Protaberdasi (Program Tanggap Bencana Kebakaran Danau Shuji). Tercatat pada Pok Darwis ada 61 anggota, 10 anggota Pokdarling, dan 15 anggota Protaberdasi.

Masih kata Emi, Pertamina selain memberikan bantuan pemakaian besi-besi untuk fasilitas danau, Pertamina juga memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan guna meningkatkan kapasitas serta kemampuan dalam pengelolaan, tujuannya agar bagaimana mentransformasi Lembak menjadi desa wisata dengan program Mbak Dewi Shuji (Lembak Desa Wisata Danau Shuji).

“Bantuan dari Bob sangat bermanfaat bagi kami, karena yang paling sulit dalam pekerjaan ini adalah bagaimana mengubah mind set masyarakat dengan program yang baru mereka kenal,” tutur Emi.

Ia mengaku, Pertamina dengan program Mbak Dewi Shuji ini, ingin mengubah perilaku masyarakat yang terbiasa membuang sampah sembarangan dan berpikir ke arah pengelolaan wisata. Maka dari itu kita membentuk kelompok sadar lingkungan (pokdarling) yang diketuai Silvia Alviani, seorang mahasiswi semester akhir pada saat itu.

Danau Shuji pun mulai dikenal banyak orang, bukan saja warga Muara Enim yang berkunjung ke sana. Namun, banyak wisatawan yang datang dari berbagai Kabupaten dan Kota untuk menikmati keindahan danau yang dahulu hanya menjadi tempat persinggahan sampah hingga menggunung.

Pada bulan September 2021, Dirut PHR Regional 1 Sumatra Selatan, Jaffe A Suardin, berkunjung ke danau Shuji Lembak untuk memberikan bantuan serta menanam pohon Sakura di sekitar danau.

Hal ini merupakan bentuk program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Pertamina serta dalam rangka mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan sebagai upaya menuju Emisi Nol pada 2060 sekaligus jawaban tentang isu dekarbonisasi.

Bob Permana mengapresiasi apa yang sudah dilakukan pihak Pertamina dengan berbagai bantuannya melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR) sehingga danau Shuji makin dikenal dengan berbagai wahananya yang membuat pengunjung betah.

Dengan demikian para pengelola tempat wisata ini mendapatkan pemasukan yang lumayan besar hingga dari hasil mengelola danau Shuji ini Bob dapat menyisihkan uang serta dapat membantu masjid-masjid yang ada di Lembak, juga bantuan untuk para pegiat UMKM serta mampu memberangkatkan umrah para pegawainya.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Pertamina yang telah membantu dengan program CSR-nya, saat ini danau Shuji makin bertambah banyak pengunjungnya hingga mencapai ribuan orang. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada awak media yang telah membantu memublikasikan keberadaan destinasi wisata Shuji,” tutur pria kelahiran tahun 1973 ini.

Penambahan Berbagai Fasilitas di Lokasi Danau Shuji

Lalu pada momen hari lingkungan hidup sedunia yakni pada tanggal 6 Juni 2023, Direktur Utama (Dirut) Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Chalid Said Salim yang baru saja dilantik pada bulan Mei tepatnya di tanggal 22 Mei 2023 menggantikan Jaffe A Suardin, meresmikan Camping Ground objek wisata Danau Shuji.

Chalid menyampaikan harapannya agar danau Shuji sebagai mitra binaan PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 ini akan lebih dikenal luas sampai ke seluruh Indonesia.

“Makin banyak pengunjung, tentu dapat lebih memakmurkan yang ada di sini (pengelola dan UMKM) memberikan pendapatan serta nantinya akan berkembang lebih lanjut” ungkapnya.

Program bantuan Camping Ground melalui dana CSR ini, adalah salah satu wujud komitmen Pertamina dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

SDGs sendiri merupakan agenda pembangunan global yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan melindungi planet, melalui pencapaian 17 (tujuh belas) tujuan sampai Tahun 2030.

Sebagaimana diketahui, Pertamina dari semenjak tahun 2018 telah mendapatkan penghargaan dari ajang bergengsi Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA), pada tahun itu Pertamina mendapat dua penghargaan yakni Kategori Gold yang diberikan dalam Kontribusi SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).

Sedangkan pada tahun 2019, Pertamina berhasil meraih empat penghargaan, antara lain satu buah platinum untuk program pasukan anti penularan HIV (Pantura) serta tiga buah gold dalam sebuah program pengembangan pakan ikan dari limbah.

Pada tahun 2021 kembali Pertamina mendapatkan pengakuan, kali ini dari Corporate Forum for Community Development (CFCD) menobatkan empat predikat untuk perusahaan BUMN ini dalam ajang Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2021, yaitu The Top Leadership on SDGs, The Most Commited Corporate on Social Pilar, The Most Commited Corporate on Economic Pilar, dan Pilar Perusahaan Paling Berkomitmen Terhadap Lingkungan.

Ajang bergengsi ini rutin diselenggarakan setiap tahun oleh CFCD bekerja sama dengan Kementerian PPN/Bappenas sebagai lead sector dalam SDGs di Indonesia. Pada tahun 2022 Pertamina kembali mempertahankan prestasi yang sama seperti tahun sebelumya.

Dalam menjalankan program Mbak Dewi Shuji, Pertamina menerapkan metode pendampingan dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara dan dokumentasi secara komprehensif.

Dengan adanya desa wisata Danau Shuji ini, Pertamina telah mampu menciptakan lapangan kerja bagi warga lokal dan menjadi salah satu penggerak perekonomian di desa Lembak melalui program ekowisata dan hasilnya telah dapat menstimulasi bahkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

4 Jenis Kelompok Penentu Menuju Mimpi Mbak Dewi Shuji

Ada empat jenis program yang dalam penerapannya langsung melibatkan masyarakat sekitar. Empat program tersebut yakni;

1. Kelompok Sadar Wisata (Pok Darwis). Pada hakikatnya, Gerakan Sadar Wisata merupakan konsep yang melibatkan partisipasi berbagai pihak dalam mendorong iklim yang mendukung perkembangan pariwisata.

Keberadaan Pokdarwis sebagai suatu lembaga lokal yang terdiri atas para pelaku kepariwisataan yang memiliki kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab untuk menjamin pelaksanaan desa wisata.

Menjadi kelompok yang bergerak secara swadaya dengan segala kemampuan yang dimiliki diharapkan dapat melakukan pengembangan kepariwisataan berdasarkan potensi lokal dan kreativitas masing-masing desa.

Inilah yang telah dilaksnakan oleh PEP terhadap sekelompok warga yang dianggap potensial dalam pengembangan wisata di Lembak Kabupaten Muara Enim.

Community Development Officer (CDO) Prabumulih Field, Saddam menerangkan, ada penambahan fasilitas di danau Shuji yang dapat mendorong kemajuan destinasi wisata di Lembak ini.

“Selain wahana Gazebo atau pondok bambu yang menjadi tempat favorit pengunjung, saat ini ada tambahan camping ground yang baru saja diresmikan,” kata Saddam.

2. Kelompok Sadar lingkungan (Pok Darling) yang kedua ini melalui program Sarah yaitu mengelola sampah menjadi berkah, program yang digagas oleh PT Pertamina Asset 2 Prabumulih Field dan Institut Agroekologi Indonesia (INAGRI) serta melibatkan Pusat Daur Ulang (PDU) Kota Prabumulih.

Selain itu program Plastik Daur Ulang (Pak Dalang), yaitu memanfaatkan sampah plastik yang didaur ulang agar bisa bernilai dan bisa dimanfaatkan kembali. Keduanya terangkum dalam program inovasi sosial Pengelolaan SampahTerpadu (PESAT).

Adapun berdirinya program PESAT dilatarbelakangi timbunan sampah di Kota Prabumulih yang mencapai 34,09 ribu ton per tahun. Diperkirakan sebanyak 67% di antaranya merupakan sampah yang tidak terolah atau dibakar.

Bisa diprediksi dengan sampah sebanyak itu, TPA Prabumulih diperkirakan akan over kapasitas pada tahun 2023.

Menurut Senior Manager Lapangan Prabumulih kala itu, Ndirga Andri Sisworo mengatakan, “Dengan Program Pak Dalang, 466,06 sampah organik yang terkumpul dari pemulung bisa diolah dan pendapatan pemulung pun naik 200 persen,” katanya dalam sharing session secara virtual, Kamis (9/12/2021).

3. Mpok Haji, Kelompok Pengusaha Shuji, nah pada program ini, Pertamina memberikan edukasi serta pendampingan kepada para pegiat UMKM desa Lembak dan sekitarnya. Salah satunya pedagang Kerupuk yang terlihat berjejer di pinggir jalan lintas Prabumulih-Palembang, itu merupakan pengusaha pembuat kerupuk rumahan binaan Pertamina.

4. Prota Berdasi, yaitu merupakan program tanggap kebakaran Danau Shuji. Melaksanakan pelatihan terkait bencana kebakaran agar dapat memberikan pertolongan pertama serta memahami langkah-langkah dasar serta teknik yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemadaman kebakaran.

Pertamina dalam hal ini menggandeng Asosiasi Profesi K3L Prabumulih untuk memberikan pelatihan kepada 15 anggotanya yang terdiri dari para perangkat desa Lembak dan anggota pengurus danau Shuji.

Selain pelatihan-pelatihan, Pertamina juga telah membangun menara pantau, master poin, bak penampungan air serta menyediakan fasilitas bencana kebakaran.

Berkat perjuangan dan kerja keras sang penggagas Bob Permana serta dukungan penuh dari PT Pertamina, sampai saat ini Mbak Dewi Shuji sudah mendapatkan 6 penghargaan dari semenjak 2021 sampai 2023, dalam kurun waktu yang terbilang singkat itu Mbak Dewi Shuji telah berhasil menorehkan sejarah bagi warga Muara Enim, wa bil khusus bagi warga Lembak.

Penghargaan yang didapat tersebut diantaranya adalah Anugrah Desa Wisata Baru, Anugrah Pesona Indonesia Award, Anugrah Desa Wisata Indonesia, Kandidat Emas Propert dari Kementerian Lingkungan hidup, Penghargaan Emas dari Publik Relationship serta Penghargaan Emas dari Kementerian Desa Republik Indonesia.

Hebatnya lagi, kemajuan yang dihasilkan dengan berdirinya Danau Shuji, bukan saja dari sisi ekonomi sosial saja. Namun, juga berdampak dari sisi spiritual, yakni pada September tahun 2023 yang lalu pengelola Danau Shuji dapat memberangkatkan 12 orang warga Lembak untuk ibadah Umrah.

Hal ini disampaikan oleh Silvia Alviani yang dipercaya menjadi Sekretaris dalam pengelolaan danau Shuji yang juga sebagai ketua Pok Darling.

“Ada 12 orang yang berangkat ke tanah suci Mekah untuk melaksanakan Umrah, ada Marbot Mushola Shuji, Ketua, Wakil, Bendahara dan segenap pengurus,” ujarnya saat dibincangi media ini. Sabtu 22 Oktober 2023.

Silvia juga mengatakan salah satu tugasnya sebagai Ketua Pok Darling ialah mengajak anggotanya mengumpulkan dan memilah sampah yang dibawa pengunjung.

“Kita pilah menjadi 2 bagian yakni sampah organik dan anorganik. Sampah organik dikumpulkan dan diolah menjadi maggot sebagai pakan ikan yang ada di danau Shuji, sedangkan sampah anorganik akan diolah di Pak Dalang untuk dibuat furniture dari limbah plastik,” beber Silvia.

Lembak Kini Menjadi Desa Energi Berdikari

PT Pertamina (Persero) seakan tiada henti untuk terus menambah jumlah desa penerima manfaat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari (DEB).

Pada Agustus 2023 yang lalu melalui program Desa Energi Berdikari (DEB), Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream melalui Pertamina EP Prabumulih Field membangun instalasi Energi Terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 8,72 watt peak (Wp) yang dapat menghasilkan energi sebesar 11.232 watt hour (Wh) per tahun.

Pertamina berharap, melalui pemanfaatan energi surya ini, dapat mengurangi emisi karbon hingga 11.336 kg CO2eq per tahun dan memberikan penghematan biaya listrik hingga Rp16 juta per tahun.

Dalam keterangan pers-nya, Head of Comrel & CID Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Tuti Dwi Patmayanti mengatakan dengan adanya program DEB ini diharapkan dapat memberikan dukungan dalam pemulihan ekonomi serta dapat juga meningkatkan akses energi bersih bagi masyarakat, terutama bagi 271 kepala keluarga (KK) di Desa Lembak yang terdampak pandemi.

Bukan cuma itu, program ini juga ditujukan untuk mengatasi permasalahan terkait lingkungan seperti keberadaan 572 Ton sampah yang menumpuk di area Danau Shuji serta insiden kebakaran hutan dan lahan yang menghanguskan berhektar kebun karet dan yang paling lazim dengan adanya kebakaran itu menyebabkan kabut asap di wilayah pemukiman warga.

“Akibat Pandemi beberapa waktu lalu, telah memberikan dampak bagi sejumlah warga di Desa Lembak. Dampak yang paling signifikan terlihat, yakni dari segi ekonomi dan kelestarian lingkungan. Maka melalui program ini, Pertamina berharap dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar untuk kembali berdaya dan mencapai kemandirian energi dan ekonomi melalui upaya-upaya yang ramah lingkungan,” ucap Tuti, dikutip Sabtu (26/8/2023).

Menurut data yang kami terima, hingga Oktober tahun 2023 Pertamina dengan program DEB nya telah menjangkau 63 desa di seluruh indonesia dengan memanfaatkan energi surya, air dan biogas. Lewat Desa Energi Berdikari, Pertamina berhasil membangun kemandirian energi dan ekonomi masyarakat desa berbasis energi bersih dan terbarukan serta pengurangan dampak emisi sebesar 565.896 ton Co2eq per tahun.

Lembak salah satu desa yang beruntung mendapatkan bantuan dari Pertamina dengan program Mbak Dewi Shuji nya.

Program ini menunjukkan Pertamina benar-benar kian kukuh menjadi energi kehidupan dan kemajuan. Memberikan Energi Bagi Bangsa Indonesia.

Bob Permana dengan Danau Shuji-nya, adalah salah satu contoh Lokal Hero yang dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat yang menginginkan sebuah perubahan menuju ke kehidupan yang lebih baik.

Bukan saja menciptakan mimpi. Namun merealisasikannya dalam wujud nyata bersama program Mbak Dewi Shuji. (Raif)

Penulis: Rasman Ifhandi

Pemred Lembayungnews.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *