Oil spill atau ceceran minyak merupakan salah satu penyebab polemik terjadinya pencemaran lingkungan dan lahan perkebunan warga. Terutama bagi warga yang berada di sekitar lokasi pengeboran atau sumur minyak Pertamina.
Tumpahan minyak dapata terjadi, baik karena kebocoran pipa produksi minyak atau karena sebab lain seperti kebocoran pada Flange Well Head (Flensa Kepala Sumur) produksi, atau juga pada Stuffing Box (Kelongsong Paking) pencegah kebocoran.
Berita Tentang Limbah Mencemari Sungai Kelekar dan Dampak Negatif yang Terjadi di Lokasi Lainnya
Banyak kasus pencemaran oleh limbah minyak mentah atau limbah kondensat yang menjadi perhatian masyarakat kota Prabumulih dan wilayah lainnya di Sumatra Selatan. Seperti baru-baru ini terjadi kebocoran pipa Pertamina yang menyebabkan Sungai Kelekar tercemar sampai meluas ke enam Kecamatan.
Tentu hal ini dapat menimbulkan kerugian baik bagi perusahaan itu sendiri terutama bagi masyarakat yang terdampak. Bukan saja dari segi materiel tapi lebih daripada itu pihak perusahaan juga akan mendapat preseden buruk terhadap kinerjanya dalam menerapkan Proper menjaga dan mengelola lingkungan yang ada agar tetap terhindar dari berbagai macam bentuk kerusakan.
Jika ini dibiarkan terus terjadi, bisa saja perusahaan dapat terkena sanksi hukum. Berdasarkan Undang-Undang No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
(setiap warga negara baik itu individu maupun badan usaha wajib menjalankan amanat undang-undang tersebut untuk mewujudkan tujuan negara dalam melestarikan ekosistem lingkungan, menjamin keselamatan dan kesehatan manusia).
Oil Spill yang mencemari lingkungan tentu dapat merugikan perusahaan. Dipandang dari sisi materiel, perusahaan terpaksa mengeluarkan biaya yang tidak kecil untuk membersihkan lokasi yang terdampak limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Sedangkan dari sisi lingkungan dan sosial, akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadapap perusahaan.
Atau dapat terjadinya gejolak dan tuntutan dari masyarakat terdampak. Seperti yang pernah terjadi di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dengan tuntutan masyarakat sebesar 1 Triliun rupiah.
Pertamina Merupakan Perusahaan Migas Nasional yang Beraktivitas dengan Berbagai Resiko
Seperti diketahui PT Pertamina merupakan perusahaan migas nasional yang dalam menerapkan aktivitas pekerjaannya hampir rata-rata berpotensi menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar. Maka dari itu pihak Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field membuat terobosan dengan sebuah inovasi terbaru yang dapat mencegah terjadinya kebocoran pada sumur produksi, atau ceceran minyak mentah yang disebabkan oleh kebocoran stuffing box, terutama sumur yang menggunakan sistem Sucker Rod Pump (SRP).
Tercatat ada sebanyak 791 SRP di wilayah kerja Pertamina EP, yang hampir kesemuanya berpotensi menyebabkan ceceran minyak (oil spill) dan dapat membuat masalah pencemaran lingkungan. Apalagi jika di saat ada kebocoran lalu dibarengi dengan turunnya hujan, maka oil spill tersebut dapat mengaliri kebun atau lahan warga sekitar.
Masalah lainnya dari oil spill ini, yaitu terciptanya kondisi tidak aman unsafe condition bagi para pekerja atau mitra kerja di lokasi yang juga dapat menimbulkan kecelakaan kerja (Incident), atau malah (Accident) atau setidaknya (Nearmiss).
Pada sebuah catatan yang dibuat oleh Pertamina EP Asset 2 Manager, Muhammad Nuh, bahwa permasalahan Oil Spill yang timbul di area sumur produksi lebih dominan disebabkan karena terjadinya kerusakan pada rubber stuffing box di sumur Sucker Rod Pump (SRP).
Menurutnya, untuk mengatasi pencemaran lingkungan tersebut, maka terciptalah alat untuk menampung oil spill yang keluar dari stuffing box sehingga tidak mencemari lingkungan, alat itu diberi nama Oil Spill Preventer atau Mangkuk Ajaib.
Inisiatif Membuat Alat Pencegah Oil Spill oleh Bocornya Stuffing Box
Pada tahun 2019 mereka pun membentuk tim dengan 9 orang anggota membuat kegiatan yang bertujuan mencari solusi permasalahan oil spill, dengan judul PC-Prove Mangkuk Ajaib.
Sistem kerja Oil Spill Preventer Mangkuk Ajaib yakni mengarahkan oil spill yang keluar dari stuffung box yang diarahkan masuk ke dalam tangki penampungan sementara yang dibuat dengan kapasitas kurang lebih 2 bbls (barel) dengan menggunakan fleksibel hose (Selang Lentur) sehingga tidak mencemari lingkungan. Tangki yang didesain agar mudah diambil dan diletakkan di dekat kepala sumur tersebut dianggap sangat efisien.
Setelah pembuatan Mangkuk Ajaib ini selesai maka dilakukan pengujian dan
studi sifat fisika kimia dan gas pada sumur-sumur yang berada di area Limau Field pada tanggal 1-19 April 2019. Dilakukan pengujian laju
korosi pada sumur BEL-33 hingga pada tanggal 22 April dilakukan pemilihan material yang cocok untuk dipasangkan pada peralatan ini.
Adapun material yang digunakan yaitu
carbon steel grade AISI 1024
dengan pelapisan cat untuk melindungi dari korosi dengan standar SNI ISO 12944-5:2012.
Setelah itu dilakukan Non-Destruktif Test (NDT) melalui Tim Inspeksi Sucofindo. Alat yang di
NDT yakni Alat Oil Spill Preventer dan Tangki On Site, dengan hasil Kondisi peralatan dinyatakan layak untuk
diguna-kan.
Mangkuk Ajaib Disetujui untuk Dipakai di Lokasi Sumur Sucker Rod Pumping (SRP)
Melewati rangkaian pengujian di lapangan dan pengetesan selama 3 bulan dari Mei sampai Agustus 2019. Mangkuk Ajaib Akhirnya disetujui dan dapat dipergunakan sebagai alat preventive untuk mencegah ceceran minyak di area kerja Pertamina Hulu Rokan Limau Field.
Melakukan pemasangan peralatan oil spill preventer di sumur BEL-33 dan hasilnya peralatan compatible dengan kondisi sumur. Fluida yang keluar akibat kebocoran stuffing box dapat tertampung dan dialirkan ke
tempat penampungan tertutup.
Dengan berbagai pertimbangan setelah melalui beberapa kali percobaan dan analiasa seperti; biaya pembuatan peralatan yang low cost, peralatan dibuat oleh pegawai internal Pertamina sendiri, material yang juga tersedia, penggunaan alat yang efisien, praktis dan tidak mengganggu jalannya operasional atau pekerjaan di area sumur minyak pada saat pemasangan atau setelah dipasang. Terbukti Mangkuk Ajaib ini dianggap sebagai solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan limbah oil spill yang diakibatkan oleh kebocoran stuffing box pada operasional sumur minyak sistem SRP.
Adapun cara penggunaannya, Mangkuk AJaib cukup dipasang di atas Wellhead, pada sambungan Sucker Rod Pump. lalu diikat dan dipasang selang sebagai pengantar ceceran oil spill ke tangki penampungan sementara.
Baca Juga :
Wanita Berdaya Mendulang Rupiah, Penggerak Desa Wisata
Tentunya ini sejalan dengan Visi Misi PT Pertamina dan PT Pertamina EP. Tujuan Direksi dan Manajemen PT Pertamina EP untuk melakukan percepatan peningkatan produksi dan efisiensi. Dalam menyikapi kondisi bisnis dunia saat ini yang Volatility, Uncertainty, Complecity & Ambiguity.
Hal tersebut tercantum dalam Kebijakan Direksi Tahun 2018 serta, Memorandum Presiden Direktur PT Pertamina EP Tahun 2015 perihal Respon Terhadap Oil Price Crisis Melalui Continuous Improvement Program (CIP).
Testimoni dari Para Tokoh Internal dan Eksternal Tentang Oil Spill Preventer Ciptaan Pertamina Limau Field
Menanggapi keberhasilan pegawai Pertamina Rokan Hulu Zona 4 Limau Field ini, Presiden Director PT Pertamina EP Nanag AM menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap inovasi Mangkuk Ajaib.
“Inovasi Oil Spill Preventer Mangkok Ajaib telah memberikan solusi nyata dalam mencegah terjadinya pencemaran Oil Spill di area sumur SRP, Hal ini sejalan dengan Komitmen Perusahaan, HSSE Beyond Culture. Sukses Terus PC Prove Mangkok Ajaib” ungkapnya.
Sedangkan Manajer Limau Field Muhammad Nur menambahkan,
“Oil spill preventer mangkuk ajaib berhasil membuktikan alat ini bekerja efektif mencegah pencemaran lingkungan akibat kebocoran stuffing box. Lakukan sharing khowledge agar dapat direplikasikan di area lain.” harapnya.
Baca Juga :
Menggapai Mimpi Bersama Mbak Dewi Shuji
HSSE Ast Man Limau Field Arief Pambudi menegaskan, alat ini bagus diaplikasikan pada semua sumur SRP yang ada, sesuai dengan komitmen Pertamina EP dalam mencegah pencemaran dan melestarikan lingkungan.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Muara Enim, Silfiana D,ST,M.Si. menyampaikan apresisai dan harapannya kepada Pertamina EP Limau Field,
“Sangat merespon dan mensupport peralatan yang diciptakan oleh Pertamina Limau berupa Oil Spill
Preventer pada stuffing box yang berfungsi untuk mengurangi add cost pada aktivitas produksi minyak,
harapan Kami dengan alat ini mampu mendukung Limau Field meraih Proper Hijau. Semoga kedepannya akan muncul inovator-inovator lainnya untuk memajukan program pemerintah (Proper). Maju terus Pertamina Limau Field,” tandasnya.
Teknologi Baru yang Menjanjikan Dapat Mengatasi Kasus Pencemaran Lingkungan
Keberadaan inovasi terbaru dari Pertamina Limau Field ini patut diacungi jempol dan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Setidaknya dengan alat ini dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kelestarian alam, menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi para pekerja, meningkatkan hasil produksi minyak dari lokasi sumur dengan sistem SRP. Karena oil spill yang ditampung di tangki penampungan sementara dapat dikumpulkan kembali.
Penggunaannya yang praktis serta menghemat waktu dan biaya dalam mengaplikasikannya di lapangan, merupakan terobosan yang patut dicontoh oleh perusahaan lainnya.
Maju terus Pertamina, dengan Semangat Energizing The Nation, dan enam Pilar Pertamina menuju Go Green, Go Global, Go Digital, Go Sustainable, Go Collaboratif dan Go Productive & Effecient sebagai lokomotif perekonomian dan industri nasional. (Raif)
One thought on “Pertamina EP Limau Field Ciptakan ‘Mangkuk Ajaib’ Alat Pintar Atasi Oil Spill”