KABAR PEMILU. Lembayungnews. Pemilihan Presiden tahun ini sangat terasa polaritas dan persaingannya di tengah-tengah masyarakat luas. Ada tiga kandidat calon Presiden yang bertarung di tahun 2024 mendatang.
Sebagaimana kita ketahui, calon no 1 ditempati pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar, sedangkan untuk no 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dan no 3 Ganjar Pranowo dan Mohammad Mafud MD.
Masing-masing pasangan capres-cawapres itu memiliki komitmen untuk menjalankan misi dan program kerja soal penegakan hukum sekaligus pemberantasan korupsi. Dua hal ini yang kerap menjadi sorotan publik.
Pasangan no 1 memiliki visi ‘Indonesia Adil Makmur untuk Semua’. Mereka punya delapan misi untuk mencapai visi yang telah ditectapkan itu. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi adalah misi nomor delapan dalam visi-misi dan program kerja Anies-Muhaimin.
Lalu pasangan no 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengusung visi ‘Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045’. Untuk mencapai visi ini, Prabowo-Gibran memiliki delapan misi atau asta cita, 17 program kerja, dan delapan program hasil terbaik cepat.
Pasangan no 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki visi ‘Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari’ dengan delapan misi untuk mencapai misi yang telah ditetapkan itu.
Adapun Partai pendukung ketiga Capres terlihat memang sangat mencolok jumlah parpol yang menjadi koalisinya. Pasangan no 2 diketahui didukung oleh banyak Partai atau dikenal dengan koalisi gendut. Berikut kami cantumkan nama-nama Partai pengusung dan pendukung masing-masing Capres.
1. Koalisi Perubahan untuk Persatuan terdiri dari tiga partai politik pengusung (Parlemen), dan satu partai politik pendukung (non Parlemen). Perinciannya sebagai berikut:
Partai pengusung:
• Partai Nasdem
• Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
• Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Partai pendukung:
• Partai Ummat
2. Koalisi Indonesia Maju terdiri dari empat partai politik pengusung (Parlemen), dan lima partai politik pendukung (non Parlemen). Perinciannya sebagai berikut:
Partai pengusung:
• Partai Gerindra
• Partai Golkar
• Partai Demokrat
• Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai pendukung
• Partai Bulan Bintang (PBB)
• Partai Gelora
• Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
• Partai Garuda
• Partai Rakyat Adil Makmur (Prima)
3. Koalisi Ganjar-Mahfud terdiri dari dua partai politik pengusung (Parlemen), dan dua partai politik pendukung (non Parlemen). Perinciannya sebagai berikut:
Partai pengusung:
• PDI Perjuangan
• Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai pendukung:
• Partai Hanura
• Partai Perindo
Dari ketiga pasangan ini hanya Paslon no 1 yang menjadi antitesa pemerintah saat ini. Diketahui pasangan ini mengusung perubahan untuk kebaikan, sedangkan kedua pasangan lainnya masih akan melanjutkan dan meneruskan program-program Jokowi yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober tahun depan.
Saat ini di kalangan masyarakat terutama di dunia media sosial sangat nampak jelas polaritas yang ditimbulkan oleh suasana menjelang tahun pemilu 2024. Masing-masing pendukung kebanyakan memosting tentang kelemahan lawan-lawannya, mau tidak mau dapat kita lihat yang paling panas perdebatan di media sosial terjadi antara pasangan no urut 2 dan 3. Meski terkadang pwndukung pasangan no urut 1 juga ikut nimbrung atau menjadi sasaran ‘tempur’ paslon no 2 dan atau 3.
Tentu hal ini bukan saja dirasakan di dunia media sosial tapi juga merambat ke kehidupan dunia nyata, baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah.
Tak bisa kita pungkiri pada pemilu presiden kali ini banyak sekali kisah yang diceritakan oleh masing-masing pihak, ada cerita tentang pengkhianatan, pembangkangan, perpecahan antar sesama sahabat yang selama ini bersama dalam kancah politik, atau juga persahabatan yang tercipta karena memiliki tujuan yang sama meskipun selama ini bersebrangan jalan.
Tahun ini seakan terlihat kekuatan yang begitu superior hingga para politikus senior yang selama ini memegang teguh prinsipnya seakan menjadi lemah dan bisu serta tidak dapat menunjukkan jati dirinya di dunia politik, hanya dapat mengekor lalu sesekali berkomentar alakadarnya.
Banyak yang perprndapat mereka begitu karena ‘terbelenggu masa lalu’, entah apa maksudnya.
Memang benar, dunia politik itu laksana bermain catur, adakalanya para politisi harus berani berspekulasi walau kadang kala apa yang diprediksinya sama sekali tidak sesuai kenyataan tang diterimanya. Sang Raja dalam dunia catur hanya boleh bergerak 1 langkah, tapi dia memiliki segala kekuatan para pion, menteri dan peluncur karena jika sang Raja mati langkah maka permainan akan berakhir.
Mari kita berpolitik secara santun dan cerdas, jangan ciptakan perpecahan antar sesama anak bangsa, karena siapapun nanti yang terpilih dan disahkan oleh penyelenggara pemilu, maka dialah yang akan memimpin negeri tercinta ini. (Raif)
Editor : Rasman Ifhandi