PRABUMULIH. Lembayungnews. Dengan maraknya para kandidat bakal calon walikota dan wakil walikota Prabumulih akhir-akhir ini, banyak dari masyarakat yang menanggapi dan memberikan komentar terhadap beberapa visi misi yang disampaikan.
Seperti kita ketahui beberapa calon intens memberikan bocoran program mereka sebagai cara untuk membranding diri agar mendapat dukungan dari partai politik maupun masyarakat banyak.
Bakal calon walikota dan wakil walikota hampir semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni ingin membangun kota Prabumulih, meningkatkan kemajuan yang sudah ada, memberikan harapan terbukanya lapangan pekerjaan secara luas, pendidikan yang mudah dan murah serta berkualitas. Bahkan ada yang menawarkan dari sisi pendidikan Satu Keluarga Satu Sarjana.
Menanggapi hal itu kami coba mensurvey langsung opini yang berkembang di masyarakat tentang berbagai program tersebut dengan menghubungi beberapa unsur komponen masyarakat yang kami anggap punya wawasan yang cukup luas tentang kota Prabumulih ini serta program apa yang cocok buat warganya.
Komponen masyarakat kali ini kami ambil dari pengusaha, warga asli kelahiran Prabumulih yang juga berdarah Tionghoa, yang menurutnya saat ini masih belum berpihak ke kandidat bacalon manapun agar pendapatnya bisa kami anggap independen.
Adapun bacalon Walikota yang menurut data kami telah bulat dan siap maju pada pilkada mendatang adalah; H Arlan, Syamdakir Edy Hamid, Andriansyah Fikri, Rika Novalina. Sedangkan kandidat kuat yang dianggap belum pasti maju ialah; Deni Victoria, Hj Ngesti Rahayu dan H Harun Al Rasyid.
Sedangkan untuk Bakal Calon Wakil Walikota sendiri terbilang banyak, ada figur tokoh masyarakat, anggota dewan, dokter serta pengusaha.
Mereka yang kami anggap serius maju mencalonkan diri sebagai calon wakil walikota adalah; Hartono Hamid, Idham Tergun, Franky Nasril, Alfa Sudjatmiko, Suherli Berlian, dr Asri, dr Aditya. Sedangkan nama Ustadz Mat Amin masih dianggap belum final maju sebagai wakil atau walikota.
Survey yang kami buat dengan menghubungi langsung audiens dan meminta mereka memberikan poin alasan dari setiap pendapat yang kami terima. Saat kami hubungi di tempat usahanya di kafe Kayu Manis Padat Karya pak Jhonny C Burhan memberikan pandangan terkait visi dan misi kandidat Calon Wakil Walikota.
Salah satu yang menjadi sorotannya yakni program satu keluarga miskin satu sarjana yang digagas oleh bakal calon wakil walikota dari partai Hanura Drs Idham Tergun yang juga sebagai anggota dewan dari komisi dua.
Menurut Jhonny yang juga akrab disapa babe, kenapa dia setuju dengan program yang disampaikan oleh kandidat ini karena dianggapnya ini program yang masuk akal dan dapat dilaksanakan di kota Prabumulih. Karena menurutnya pendidikan adalah hal yang paling penting untuk mendukung kemajuan kota ini.
Pria kelahiran 15 Agustus 1955 di kota Prabumulih ini berpendapat, pendidikan adalah paru-paru sebuah kota. Karena sebuah wilayah akan dapat maju jika penduduknya berpendidikan yang memadai dan berpikiran luas.
“Kota Prabumulih ini sudah punya aset ibarat sebuah intan yang belum diasah. Perlu diingat Prabumulih ini berdekatan dengan kota kabupaten lain yang mayoritas masyarakatnya apabila melanjutkan sekolah harus ke Palembang, padahal kita bisa mendirikan tempat pendidikan yang mapan di kota ini,” jelas Babe Jhonny.
Masih kata pengusaha yang juga seorang aktivis dan akademisi ini, berangkat dari program satu keluarga miskin satu sarjana dari Idham Tergun, dirinya berpendapat program itu sangat layak mendapat dukungan dari semua pihak, karena bangsa ini memiliki sosok tokoh yang dikenal sebagai bapak pendidikan nasional bahkan dikenal seluruh dunia yaitu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara juga dijuluki sebagai Bapak Pendidikan merupakan pencetus Taman Siswa yang juga melahirkan tiga semboyan filosofis berbahasa Jawa yang masih terus digaungkan hingga kini yaitu; Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarsa (di depan memberikan teladan atau Maknanya adalah sebagai seorang guru/pendidik/pemimpin perlu menjadikan dirinya sebagai contoh bagi muridnya dan orang-orang sekitarnya).
Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, (seorang guru/pendidik/pemimpin yang mampu memberikan semangat di tengah-tengah murid. Mampu menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang terus menerus menebarkan semangat kepada sekitarnya. Selain itu, dirinya mampu mengajarkan kreatifitas dan inovasi agar murid-muridnya semakin termotivasi dan kreatif).
dan Tut Wuri Handayani, (yang dapat diartikan sebagai ‘mengikuti dari belakang’ dan handayani yang dapat diartikan sebagai ‘memberikan semangat’. Jika disimpulkan menjadi seseorang yang terus menerus memberikan dorongan semangat bagi orang lain).
“Coba kita bayangkan apabila di kota ini diterapkan program satu keluarga satu sarjana, maka berapa banyak sarjana yang ada di kota ini, bukankah dengan demikian dapat membantu pemikiran buat kemajuan kota Prabumulih ini,” tandasnya.
Alumni fakultas Teknik Sipil Universitas Sriwijaya (Unsri) tahun 1980 ini menegaskan dirinya sangat menjunjung tinggi pendidikan. Jadi apabila ada kandidat yang mengusung pendidikan menjadi visi misinya tentu dia sangat sepakat dan mendukung sang kandidat tersebut.
“Saya sepakat dan mendukung visi-misi yang dibawa oleh pak Idham Tergun, yang menurut beberapa media online sebagai kandidat calon wakil walikota Prabumulih,” tegasnya.
Jika mendengar pengamatan dan penjabaran dari Babe Jhonny saat berbincang dengan kami sebagai penyambung lidah masyarakat, hal itu selaras dengan hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan yang dapat meluaskan pandangan kita bahwa pendidikan merupakan upaya untuk memerdekakan manusia. Dengan pendidikan kita mampu bangkit dari keterpurukan dan memerdekakan diri kita dari suramnya kebodohan. Karena kebodohan merupakan musuh bersama bangsa besar ini.
Filosofi Ki Hajar Dewantara ini masih relevan dengan kondisi masa kini. Pendidikan harus menghubungkan nilai-nilai kebudayaan dan nasional dengan nilai-nilai universal yang ada di dunia. Terbukti dengan pendidikan mumpuni seseorang dapat mengangkat derajat dirinya serta menjadi dasar untuk dapat mengentaskan kemiskinan terutama dalam lingkup keluarganya.
Namun tentunya pendidikan itu harus diberikan kepada semua warga negara, memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, tanpa terkecuali dari latar belakang sosial, agama, atau ras. Selain itu, pendidikan juga harus mengedepankan nilai-nilai dan kearifan lokal sebagai bagian dari identitas nasional, namun tetap membuka diri terhadap pengaruh global untuk mengikuti perkembangan zaman.
Dari sanalah Babe Jhonny beranggapan program yang diusung oleh Idham Tergun masih sangat diperlukan bagi kota ini untuk mewujudkan kota Prabumulih yang berkemajuan dan modern baik dalam sektor pariwisata, perdagangan, perbankan, infrastruktur, perekonomian maupun jasa. Semua itu akan dapat terwujud apabila penduduknya memiliki pengetahuan yang berkualitas dan basic pendidikan yang mumpuni, katanya dalam sesi wawancara khusus mengupas animo masyarakat terkait pilkada November tahun 2024 mendatang.
Babe Jhonny menambahkan, “Tidak semua Sarjana itu siap berkarya, tetapi seorang sarjana adalah pemikir dan analis yang memiliki kemampuan menganalisa kebijakan pemerintah sekaligus memberikan kontribusi pendapat dan saran hasil dari belajar selama ini. Hanya di tangan orang-orang yang berintegritas lah, kota ini pantas dititipkan,” tutupnya saat senja diiringi hujan yang mengguyur kota kelahiran yang saat ini tengah berevolusi menuju kota bisnis yang menjanjikan. (Raif)
Editor: Rasman Ifhandi