Mediasi Warga Majasari dan Pihak Pelaksana Pekerjaan Normalisasi Sungai Kelekar Berlangsung Alot

PRABUMULIH. Lembayungnews. Sosialisadi dan mediasi antara puluhan masyarakat Majasari, Pelaksana pekerjaan CV Atar Lumbung, Dinas PUPR, Babinkamtibmas dan Babinsa serta LSM LAKRI, di aula kantor Lurah Majasari Prabumulih Selatan, berlangsung saling sanggah. Senin 9/12/2024.

Dalam kesempatan pertemuan ini, masyarakat mempertanyakan tentang talud lama yang dibongkar oleh pelaksana pekerjaan namun tidak dipasang lagi.

Perwakilan warga Majasari Mukson, Sugiyanto, Yohanes dan Subagio menyayangkan adanya talud yang dibongkar tanpa perbaikan. Lurah Majasari Susi Windasari menjadi moderator dalam pertemuan ini.

Mukson sebagai Ketua RT 05/04 Kelurahan Majasari mempertanyakan langsung “Mengapa talud yang lama dibongkar dan kami meminta agar talud tersebut dipasangkan kembali karena jika terjadi banjir tanah di pinggir aliran sungai Kelekar akan tergerus,” kata Mukson.

Perwakilan CV Atar Lumbung, Andi mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dulu dengan atasan dan pihak PUPR. “Kami koordinasikan dulu, kami belum bisa menjawab sekarang,” ucap Andi.

Saat ditanya media ini apa alasannya talud dibongkar, Andi mengatakan “ini sebagai upaya memperlancar pekerjaan pemasangan talud baru,”

Dan saat ditanyakan apa tanggung jawab mereka, Andi mengatakan akan merapikan tanah yang ada. “Akan kita rapikan pak,” tambahnya.

Warga yang tidak puas mengancam akan tetap melakukan aksi jika pihak perusahaan dan PUPR tidak mengabulkan permintaan warga, “Hari Rabu kami akan melakukan aksi jika hari ini tidak ada kejelasan,” tegas Sugiyanto.

Sugiyanto juga menanyakan mengapa saat pertama kali mau berkerja, pihak pemborong mengatakan akan dibangun sepanjang 150 meter talud,  ” Bapak bilang pembangunan talud seoanjang 150 meter tapi mengapa di akhir pekerjaan yang dipasang cuma 100 meter,” tanya Sugianto.

Pihak pemborong, Andi mengatakan itu kekhilapan saja. “Itu khilap atau salah penjelasan,” jawab Andi kepada semua warga yang hadir.

Akhirnya pihak PU dan pelaksana pekerjaan meminta waktu dua hari untuk memutuskan apa yang akan mereka lakukan kedepannya sesuai dengan permintaan warga.

Lalu antara kedua belah pihak menyepakati untuk menunggu sampai hari Kamis mendatang, jika tidak ada kesepakatan maka masyarakat akan tetap melakukan aksinya.

Sementara itu Lurah Majasari Susi Windasari menegaskan dirinya adalah pelayan masyarakat jadi tetap akan menyampaikan aspirasi dari warganya.

“Saya ini pelayan masyarakat Majasari jadi tetap akan membantu masyarakat untuk menyampaikan hak nya. Karena memang wilayah kami ini rawan banjir,” terang Susi dalam pertemuan ini.

Susi juga menambahkan dirinya sudah menyampaikan ke pihak perusahaan agar melakukan sosialisasi ke masyarakat agar tidak terjadi mis informasi.

Permasalahan ini muncul karena adanya informasi akan dibangun talud sepanjang 150 meter namun ternyata dalam RAB hanya 100 meter, menurut Husni dari Dinas PUPR. “Dalam RAB hanya 100 meter bukan 150,” ujarnya.

Warga Majasari merasa takut jika dalam waktu dekat ini terjadi hujan deras dan terjadi banjir. Untuk itulah mereka beramai-ramai mendatangi kantor Lurah hari ini.

Setelah disepakati perjanjian sampai hari Kamis akan ada informasi dari pihak PU dan pemborong. Warga pun membubarkan diri dan langsung menuju lokasi pembangunan bersama pihak pemborong dan PUPR. (Raif)

Editor: Rasman Ifhandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *